Masriadi Sambo

Top Menu

  • Home Page Utama
  • Tentang Saya

Main Menu

  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Artikel
  • Buku
  • Catatan
  • Cerpen
  • Info
  • Jurnal
Sign in / Join

Login

Welcome! Login in to your account
Lost your password?

Lost Password

Back to login

Masriadi Sambo

Masriadi Sambo

  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Artikel
  • Buku
  • Catatan
  • Cerpen
  • Info
  • Jurnal
  • Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

  • Kritik Buat Gugus Tugas Covid-19

  • Menikmati Sejuk di Lhok Sijuek ….

  • Dan Uban pun Bertambah | 15 Desember

  • Kisah Nur Fadhilah, Lumpuh Total, Ditinggal Suami dan Membesarkan Anak

  • Palang Pintu Terakhir Penderita HIV di Aceh….

  • Cerita Dani kembangkan Bisnis Kopi

  • Secangkir Kopi Nira di Suatu Sore…

Buku
Home›Buku›Resensi : Cinta Kala Perang [CKP]

Resensi : Cinta Kala Perang [CKP]

By Masriadi Sambo
Mei 29, 2019
221
0
Share:

Judul                           : Cinta Kala Perang

Penulis                                    : Masriadi Sambo

Tanggal Terbit                        : 17 Februari 2014

Penerbit                       : Alex Media Komputindo

Tebal Halaman           : 192 Halaman

 

Selama 35 tahun daerah Aceh dilanda konflik yang berkepanjangan. Konflik bersenjata yang berkepanjangan itu tentu mengakibatkan rusaknya tatanan sosial, trauma berkepanjangan dan perkembangan ekonomi yang melemah, bagai manusia yang sekarat digerogoti penyakit akut.

 

Namun, dalam perang pula masih ada semangat menyala, pada sebagian jiwa untuk terus belajar, meraih asa dan cita-cita. Nyali tak menciut karena suara senjata yang terdengar setiap hari. Itulah pesan utama yang disampaikan Masriadi Sambo dalam novelnya Cinta Kala Perang yang diterbitkan 19 Februari 2014 lalu.

 

Novel ini mengambil sisi lain dari konflik Aceh. Dalam novel ini kata militer dalam arti sebenarnya disamarkan menjadi pasukan penjaga keamanan negara. Novel ini berisi pesan moral, bahwa cinta bisa tumbuh di mana saja serta perjuangan menamatkan kuliah saat perang butuh perjuangan panjang.

 

Meski, pada situasi tak menentu dan nyawa tak berharga, perjuangan cinta dari seorang mahasiswi miskin terus menyala layaknya kobaran api yang tak pernah padam. Ialah Cut Tari seorang gadis yang akrab di sapa Tari. Ayahnya tewas ditembak oleh orang tak dikenal (OTK) ketika perang masih terjadi di Aceh.

Masriadi Sambo | FOTO By Mulyadi

Sejak saat itu, Tari dibesarkan oleh ibunya. Dia dilarang berhubungan atau berkomunikasi dengan militer (aparat penjaga keamanan negara). Bahkan, dia mengharamkan anaknya mencintai tentara.

 

Namun setelah ibunya tiada, Cut Tari membulatkan tekad untuk malanjutkan pendidikannya. Disinilah dia bertemu seorang tentara (Taufan) dan cinta yang tak biasa pun terjadi.

 

Sayangnya, cinta ini tak kesampaian karena Taufan harus segera meninggalkan medan perang. Kembali ke satuannya di pulau seberang. Meski begitu, cinta kedua hamba Tuhan itu terus melekat. Mereka kembali bertemu di saat Taufan sudah memiliki istri dan seorang anak. Lalu, bagaimanakah nasib Tari?

 

Sang penulis mengajak pembacanya untuk merasakan suasana konflik yang terjadi kala itu. Namun sang penulis penjabarkannya dalam sudut pandang yang lebih lembut dan lebih menyentuh hati pembaca, yaitu kehidupan seorang anak yatim piatu dan cinta.

 

Secara garis besar, pesan yang ingin disampaikan novel ini sangat mulia. Bahwasanya, Tari seorang anak korban konflik, tak menyimpan dendam membara dihatinya.

 

Pesan ini penting dibaca oleh semua masyarakat di Indonesia. Tak mudah melupakan guratan menyedihkan dalam hidup. Namun, Tari berhasil membuktikannya. Memaafkan pembunuh ayahnya, menatap hari esok lebih baik dan tetap kuliah meski perang pecah di semua arah.

 

Kesimpulannya, Novel ini layak dibaca oleh semua kalangan dari mahasiswa, politisi, militer hingga pejabat pemerintah. Sebagai bahan renungan, bahwa perang selalu mendatangkan kesengsaraan. Mempertahankan damai Aceh adalah sebuah harga mati demi masa depan generasi yang lebih baik.

|SULUNG SYAHAS

TagsACEHCinta Yang HilangNovelNovel Masriadi SamboResensi Novel Masriadi SamboSASTRA
Previous Article

Resensi : Cinta Itu Penuh Maaf

Next Article

Plus Minus Jurnalisme Multiplatform

Share:

Masriadi Sambo

Sehari-hari lebih banyak di warung kopi. Menikmati kopi, menulis apa saja sesukanya, seenaknya. Sejauh ini telah menulis beberapa buku dan novel, diantaranya Cinta Kala Perang, Cinta Yang Hilang, Pengantar Jurnalisme Multiplatform, Media Relations Kontemporer. Aktif menjadi pembicara untuk tema jurnalisme, komunikasi massa dan politik. Menjadi peneliti tetap di Integrity, sebuah lembaga swadaya masyarakat berbasis di Lhokseumawe. Sejak tahun 2005 hingga kini, menulis esei, artikel, cerita pendek, buku, buku biografi, buku ilmiah dan novel.

Related articles More from author

  • Artikel

    Sineas Aceh  

    Mei 29, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Cerpen

    Rahimah

    Juli 17, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Cerpen

    Anak Batu

    Juni 7, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Cerpen

    Anakmu bukan Anak Kita

    Mei 29, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Catatan

    Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

    April 16, 2020
    By Masriadi Sambo
  • Catatan

    Dalam Dekapan Hutan Singkil  

    Juli 29, 2019
    By Masriadi Sambo

Baca juga :

  • Catatan

    Rehat di Seumadu…

  • Catatan

    Sensasi Daging Rusa di Barat Aceh…

  • Artikel

    Kampanye Petahana  

Postingan Terbaru

Catatan

Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

  • Kritik Buat Gugus Tugas Covid-19

    By Masriadi Sambo
    April 9, 2020
  • Menikmati Sejuk di Lhok Sijuek ….

    By Masriadi Sambo
    Januari 23, 2020
  • Dan Uban pun Bertambah | 15 Desember

    By Masriadi Sambo
    Desember 31, 2019
  • Kisah Nur Fadhilah, Lumpuh Total, Ditinggal Suami dan Membesarkan Anak

    By Masriadi Sambo
    Desember 9, 2019

Temukan saya di Facebook

Kontak

  • Kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Lhokseumawe Jalan Simpang Ardat No 20, Kota Lhokseumawe 24300
  • 0852-9650-3400
  • aku[at]masriadisambo.id
  • Recent

  • Popular

  • Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

    By Masriadi Sambo
    April 16, 2020
  • Kritik Buat Gugus Tugas Covid-19

    By Masriadi Sambo
    April 9, 2020
  • Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

    By Masriadi Sambo
    April 16, 2020
  • Lubang Dada

    By Masriadi Sambo
    Mei 29, 2019

Ikuti saya

© Copyright 2020. All rights reserved.