Masriadi Sambo

Top Menu

  • Home Page Utama
  • Tentang Saya

Main Menu

  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Artikel
  • Buku
  • Catatan
  • Cerpen
  • Info
  • Jurnal
Sign in / Join

Login

Welcome! Login in to your account
Lost your password?

Lost Password

Back to login

Masriadi Sambo

Masriadi Sambo

  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Artikel
  • Buku
  • Catatan
  • Cerpen
  • Info
  • Jurnal
  • Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

  • Kritik Buat Gugus Tugas Covid-19

  • Menikmati Sejuk di Lhok Sijuek ….

  • Dan Uban pun Bertambah | 15 Desember

  • Kisah Nur Fadhilah, Lumpuh Total, Ditinggal Suami dan Membesarkan Anak

  • Palang Pintu Terakhir Penderita HIV di Aceh….

  • Cerita Dani kembangkan Bisnis Kopi

  • Secangkir Kopi Nira di Suatu Sore…

Catatan
Home›Catatan›Nikmati Durian dari Selatan

Nikmati Durian dari Selatan

By Masriadi Sambo
Juli 28, 2019
113
0
Share:

Malam baru merangkak, saat kami tiba di Jalan Pase, Kota Lhokseumawe, Sabtu, malam, kemarin. Di sisi kiri jalan itu, persisnya di depan Terminal Angkutan Umum, Kota Lhokseumawe berderet pedagang durian.

“Piyoh-piyoh (singah-singgah),” kata seorang pedagang. Puluhan pedagang durian menempati lokasi itu. Sebelumnya mereka berjualan di Jalan Perdagangan, Kota Lhokseumawe. Penataan kota, sehingga mereka bergeser ke lokasi baru tersebut.

Beberapa sepeda motor lain menepi. Ada juga mobil mewah yang singgah untuk memilih durian. Di sudut lain, terlihat pedagang pulut (ketan) panggang. Di lokasi itu, terdapat halte bus. Di halte itu pula sebagian pengunjung duduk bersantai, sembari menikmati durian.

Bersisian dengan lokasi itu, persisnya halaman terminal, puluhan kursi pedagang pisang goreng dan bandrek, tertata rapi. Jika ingin menikmati durian, sembari duduk di lokasi itu dengan nyaman.

Sayangnya, penerangan lokasi itu terbatas. Meski begitu, puluhan masyarakat duduk santai di sana. Sebagian besar kaum remaja yang menghabiskan Sabtu malam. Ada juga kelompok keluarga beramai-ramai duduk di sana.

Salah seorang pedagang, Muhammad Hasim, menyebutkan durian kali ini berasal dari Kabupaten Aceh Selatan. Durian asal Selatan dikenal dari Meukek, Trumon, dan lain sebagainya memang memiliki rasanya yang luar biasa. Harumnya semerbak. Selain itu, dikenal dengan biji yang besar.

“Sebelumnya kami ambil durian dari Tangse, Kabupaten Pidie. Terpenting durian selalu ada. Sekali waktu, kami membeli durian dari Dairi. Namun, kualitas juga penting, jaminannya kalau busuk ganti dengan yang bagus, atau jangan bayar,” terang Muhammad.

Aturan tak tertulis itu berlaku untuk seluruh pedagang. Muhammad menyarankan, agar tidak kecewa, lebih baik membeli durian langsung dibelah di lokasi penjualan.

“Karena kalau sudah dibawa pulang, siapa yang menjamin durian itu bagus. Kan kita tak bisa tebak 100 persen bahwa durian ini tak busuk dalamnya,”sebutnya sambil tersenyum.

Untuk harga, durian di jual beragam, mulai dari Rp 15.000 – Rp 75.000 per butir. Tergantung ukurannya. “Kalau sekarang agak murah, kami bisa jual yang besar Rp 30.000 – Rp 40.000 per butir,”terang Muhammad.

Sementara itu, Naya, pembeli di lokasi itu memilih membawa tempat penyimpanan durian. Dia membelah sendiri duriannya, memakannya sebagian bersama keluarga, sebagian dimasukan ke dalam kotak yang telah dibawa dari rumah.

“Biar pasti saja, duriannya bagus. Kalau tawar ada busuk kan bisa ganti di tempat,” sebutnya.

Malam semakin larut, lalu lalang pembeli datang silih berganti. Di jalan itu, pedagang terus menyapa pembeli. Nah, saat ini musim durian dari selatan, Provinsi Aceh. Mari menikmati lezatnya durian dari selatan.

 

 

TagsdurianNikmati Durian dari SelatanTravel
Previous Article

Sosok Dibalik Kesuksesan Sidang DPRK

Next Article

Dalam Dekapan Hutan Singkil  

Share:

Masriadi Sambo

Sehari-hari lebih banyak di warung kopi. Menikmati kopi, menulis apa saja sesukanya, seenaknya. Sejauh ini telah menulis beberapa buku dan novel, diantaranya Cinta Kala Perang, Cinta Yang Hilang, Pengantar Jurnalisme Multiplatform, Media Relations Kontemporer. Aktif menjadi pembicara untuk tema jurnalisme, komunikasi massa dan politik. Menjadi peneliti tetap di Integrity, sebuah lembaga swadaya masyarakat berbasis di Lhokseumawe. Sejak tahun 2005 hingga kini, menulis esei, artikel, cerita pendek, buku, buku biografi, buku ilmiah dan novel.

Related articles More from author

  • Catatan

    Maaf Atas Segala Khilaf…

    Juni 4, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Catatan

    Sensasi Daging Rusa di Barat Aceh…

    November 15, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Catatan

    Ikon Langsa Itu Ada di Renggali…

    Juli 13, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Catatan

    Idul Adha dan Toleransi

    Agustus 12, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Catatan

    Selamat Tinggal Panjat Pinang…

    Agustus 17, 2019
    By Masriadi Sambo
  • Catatan

    Habibie Sekolahkan Anak Korban DOM dan Angkat Jadi PNS

    September 14, 2019
    By Masriadi Sambo

Baca juga :

  • Catatan

    Cerita Dani kembangkan Bisnis Kopi

  • Catatan

    Siang di Masjid Merah…

  • Buku

    Kegenitan Media Indonesia

Postingan Terbaru

Catatan

Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

  • Kritik Buat Gugus Tugas Covid-19

    By Masriadi Sambo
    April 9, 2020
  • Menikmati Sejuk di Lhok Sijuek ….

    By Masriadi Sambo
    Januari 23, 2020
  • Dan Uban pun Bertambah | 15 Desember

    By Masriadi Sambo
    Desember 31, 2019
  • Kisah Nur Fadhilah, Lumpuh Total, Ditinggal Suami dan Membesarkan Anak

    By Masriadi Sambo
    Desember 9, 2019

Temukan saya di Facebook

Kontak

  • Kantor Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Lhokseumawe Jalan Simpang Ardat No 20, Kota Lhokseumawe 24300
  • 0852-9650-3400
  • aku[at]masriadisambo.id
  • Recent

  • Popular

  • Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

    By Masriadi Sambo
    April 16, 2020
  • Kritik Buat Gugus Tugas Covid-19

    By Masriadi Sambo
    April 9, 2020
  • Desau Kesejukan di Kebun Kurma Terluas di Aceh

    By Masriadi Sambo
    April 16, 2020
  • Lubang Dada

    By Masriadi Sambo
    Mei 29, 2019

Ikuti saya

© Copyright 2020. All rights reserved.